Sabtu, 14 Maret 2009

Teladan Kepemimpinan Rasulullah

Teladan Kepemimpinan Rasulullah



Ketika Kursi Kepemimpinan sedang menjadi rebutan banyak orang dan makna pemimpin negara telah bergeser menjadi hanya sekedar pemangku kekuasaan, maka sungguh bijak bila kita mencoba mencermati kembali kepemimpinan Rasulullah. Model Kepemimpinan Rasulullah telah terbukti mampu menggeser peradaban jahiliyah menjadi peradaban maju dan kokoh. Tatanan Sosial, Ekonomi, Politik, Kebudayaan dan hubungan antar negara telah dibangun dalam format Islami yang mensejahterakan dan membahagiakan.



Sosok kepemimpinan Rasulullah bisa menjadi gambaran ideal bagi para 'peminat'kursi kekuasaan dan mereka yang sudah menikmati kursi kekuasaan. Tidak ada salahnya bila mereka dan kita semua bercemin pada keteladanan kepemimipinan Rasulullah.



Persyaratan pertama yang dimiliki Rasulullah adalah kualitas personal yang sempurna sebagai seorang pemimpin. Sifat Siddiq(benar), Amanah(terpercaya), Tabligh(Menyampaikan apa adanya), dan Fathonah(pandai) adalah sifat yang melekat kuat sejak Nabi Muhammad SAW masih muda. Kepemimpinan yang bersumber dari Al-Quran mewarnai seluruh perjalan kepemimpinan Rasulullah.

Islam menegaskan pentingnya kualitas dan Integritas diri pemimpin. Negara yang baik hanya dapat lahir dari pemimpin yang memiliki Integritas dan karakter pribadi yang patut diteladani. Seorang Pemimpin harus memiliki Visi menjadi pelayan masyarakat yang dicintai dan mencintai dengan syariah Islam bukan dengan mengeksploitasi ambisi dan kepentingan diri sendiri. Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik imam (pemimpin) kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian serta yang kalian doakan dan mereka juga mendoakan kalian. Seburuk-buruk imam (pemimpin) kalian adalah yang kalian benci dan mereka membenci kalian serta yang kalian laknat dan mereka juga melaknat kalian.(HR Muslim,Ahmad dan ad-Darimi).



Rasulullah juga memiliki kualitas maksimum sebagai pemimpin, diantaranya: mampu melihat ke depan, mendelegasikan kekuasaan kepada orang lain yang mampu, memandang pentingnya orang lain, memajukan bakat intelektual, emosional dan praktis, tidak meminta ketaatan buta, bersahaja dan rendah hati, bermartabat dan sangat memperhatikan pengelolaan Sumber Daya Manusia(SDA).



Selain itu, format kepemimpinan Rasulullah juga menghendaki kepemimpinan yang kuat dan amanah dan hal itu hanya akan lahir jika dasarnya adalah kepemimpinan ideologis (qiyadah fikriyah). Artinya, kepemimpinan harus dibangun oleh akidah Islam dan syariahnya. Pemimpin diikuti bukann karena akhlaknya semata, melainkan juga karena dia pengemban kebenaran. Begitu juga, pemimpin berkuasa bukan karena kekuasaannya belaka, melainkan karena amanahnya untuk menerapkan Islam.



Negeri Baldah Thayyibah akan terwujud jika para pemimpinnya menempatkan diri sebagai pelayan rakyat dan dengan sepenuh hati mejaga Integritas diri sesuai syariat sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah. Sudahkah para pemimpin negeri ini meneladani kepemimpinan Rasulullah ?

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus